Oleh : Cahyadi Takariawan
Cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri bersifat fluktuatif. Kadang tampak demikian kuat, namun pada kesempatan yang lain bisa mengalami pelemahan. Ada banyak faktor dan variabel yang membuat suasana fluktuasi tersebut, baik yang datang dari kondisi jiwa suami dan isteri, atau datang dari luar rumah. Perasaan cinta dan kasih sayang sesungguhnya memerlukan proses penjagaan yang rutin.
Cinta dan kasih sayang antara suami dan isteri bersifat fluktuatif. Kadang tampak demikian kuat, namun pada kesempatan yang lain bisa mengalami pelemahan. Ada banyak faktor dan variabel yang membuat suasana fluktuasi tersebut, baik yang datang dari kondisi jiwa suami dan isteri, atau datang dari luar rumah. Perasaan cinta dan kasih sayang sesungguhnya memerlukan proses penjagaan yang rutin.
Sesungguhnyalah kehidupan
keluarga tidak hanya diikat oleh hal-hal besar, seperti iman, visi,
motivasi, program, cita-cita, orientasi dan seterusnya. Namun dalam
realitas keseharian, ikatan cinta kasih antara suami, isteri dan
anak-anak sering kali lebih kuat diikat oleh hal-hal kecil yang
dilakukan dengan ketulusan hati. Kebiasaan ringan dan kecil seperti ini
pada kenyataannya lebih bercorak praktis dan mudah dirasakan dan dilihat
oleh pasangan.
Ada sangat banyak kebiasan kecil
dan sederhana, yang apabila dilakukan dengan ketulusan hati, akan mampu
menjaga dan menyuburkan cinta kasih antara suami dan isteri. Di antara
kebiasaan kecil tersebut adalah :
1. Mengobrol bersama pasangan
Mengobrol adalah aktivitas yang
sederhana dan sangat mudah dilakukan. Jangan menyepelekan obrolan
bersama pasangan. Mengobrol bisa mengurangi ketegangan jiwa, dan membuat
suasana kelembutan hati. Berbagai tumpukan permasalahan akan terurai
dan endapan perasaan yang menggumpal di dada, akan terurai dan melarut
dalam suasana obrolan yang nyaman.
Jangan berpikir tema. Mengobrol
bersama pasangan itu tidak harus dibatasi tema tertentu dengan waktu
tertentu. Bisa berbicara tentang tema apapun dan dengan waktu kapanpun
yang dimiliki. Bahkan untuk pasangan yang super sibuk, mereka tetap
memerlukan aktivitas mengobrol, kapanpun dan dimanapun. Tidak boleh
menjadikan kesibukan sebagai alasan untuk meninggalkan mengobrol.
Bagi pasangan yang super sibuk,
bisa menyepakati waktu tertentu untuk bisa bertemu fisik dan mengobrol
bersama pasangan. Mungkin saja tengah malam, mungkin pula menjelang
subuh. Suami dan isteri harus menyediakan waktu dan kesempatan yang
memadai untuk bisa mengobrol berdua. Tidak cukup melalui telepon, SMS,
BBM, email dan teknologi lainnya. Mengobrol dan bertemu langsung adalah
sebuah kebutuhan psikologis bagi suami dan isteri. Maka mengobrol harus
dijadikan sebagai kebiasaan yang mengasyikkan dan dirindukan.
2. Sentuhan fisik yang ringan dan lembut
Sentuhan fisik yang ringan dan
lembut bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Misalnya, ketika
berboncengan naik motor, sangat nyaman ketika isteri memeluk suami dari
belakang. Ketika mengendarai mobil berdua, isteri bisa menyentuh dengan
lembut tangan suami yang tengah memegang tuas perseneling. Ketika
berpamitan untuk berangkat kerja, suami bisa mencium kening isteri, dan
isteri bisa mencium tangan suami.
Aktivitas memeluk, membelai,
menggandeng tangan adalah contoh sentuhan fisik yang sangat dalam
maknanya. Tanpa harus berkata-kata, cukup memeluk saja, itu sudah
memberikan banyak pesan yang lebih luas daripada kata-kata. Sentuhan
fisik termasuk salah satu sarana komunikasi nonverbal yang sangat
efektif. Komunikasi tidak selalu dalam bentuk obrolan panjang atau
diskusi yang akademik, namun sentuhan telah memberikan berbagai pesan
yang sangat dalam.
3. Memberikan perhatian melalui berbagai sarana
Perhatian suami kepada isteri
–dan sebaliknya—bisa diwujudkan dalam berbagai bentuk dan sarana. Saat
suami berkemas hendak berangkat kerja, isteri bisa menunjukkan perhatian
dengan memberikan bantuan, atau sekedar mengingatkan, apakah ada
perlengkapan yang ketinggalan. Saat isteri berdandan, suami bisa
memberikan perhatian dlam bentuk memuji penampilannya atau menyarankan
suatu penampilan tertentu yang lebih menarik.
Perhatian juga bisa ditunjukkan
melalui teknologi. Misalnya mengirim pertanyaan dan ingatan melalui SMS
atau BBM, “Pa, jangan lupa obatnya diminum siang ini jam 13.00”. Atau
ungkapan, “Mama jangan lupa makan siang ya, biar tetap sehat dan fit”.
Telepon juga merupakan bentuk perhatian. Walaupun terpisah jarak dan
waktu karena tugas, tetap ada perhatian melalui bantuan teknologi.
4. Menyampaikan cerita dan informasi
Kebiasaan ringan lainnya yang
bisa menguatkan keharmonisan keluarga adalah menyampaikan cerita dan
informasi kepada pasangan. Misalnya suami yang akan mendapatkan tugas
dari kantor untuk kunjungan ke luar daerah, bisa menceritakan dan
menginformasikan rencana tugas tersebut kepada isteri. Dengan demikian,
isteri merasa dilibatkan dalam tugas suami sejak awal, dan membuatnya
merasa mendapat kepercayaan serta perhatian.
Demikian pula seorang isteri
bisa menyampaikan cerita tentang apa yang dilakukan seharian bersama
anak-anak di rumah. Cerita dan informasi ringan seputar aktivitas rutin
sehari-hari di tempat kerja, di rumah, di masyarakat, yang disampaikan
kepada pasangan, merupakan bagian dari kebiasaan yang menguatkan cinta
kasih antara suami dan isteri. Masing-masing merasakan adanya
keterbukaan dan kejujuran melalui cerita dan informasi yang mengalir
setiap hari.
Masih sangat banyak kebiasaan
kecil dan ringan yang mudah dilakukan dalam kehidupan sehari-hari, yang
menguatkan keharmonisan keluarga. Selayaknya suami dan isteri
memperhatikan kebiasaan kecil yang akan semakin menyuburkan suasana
cinta dan kasih sayang di antara mereka. Itu pula yang sekaligus memupuk
perasaan suka dan perasaan saling membutuhkan antara suami dan isteri.
No comments:
Post a Comment